Kamis, 05 April 2012

Herbal Plants which is believed to be a cure for cancer


Tanaman Herbal Yang Diyakini bisa jadi obat kanker

1.             Teratai                               2.  Ceremei
3.              Daun Encok                      4.  kompri
5.              Benalu                               6.  Pisang
7.              Sambiloto                          8.  Cakar ayam            
9.               Jarak                               10.  Rumput Mutiara
11.             Bidara Upas                     12.  Ki Tolod             
13.             Pacar air   
  


Teratai
  (Nelumbium nelumbo Druce)
Sinonim :
= Nelumbiurn nuciferum, Gaertn. = N. speciosum, Wilid. = Nelumbo nucifera, Gaertn. = Nyrnphaea nelumbo, Linn.
Familia :
Nymphaeaceae

Uraian :
Tanaman air menahun yang indah, asli dari daratan Asia. Teratai dibudidayakan di perairan dan kolam, kadang ditemukan tumbuh liar di rawa-rawa. Tanaman air yang tumbuh tegak. Rimpang tebal bersisik, tumbuh menjalar. Daun dan bunga keluar langsung dari rimpangnya yang terikat pada lumpur di dasar kolam. Helaian daun lebar dan bulat, disangga oleh tangkai yang panjang dan bulat berdiameter 0,5-1 cm,
panjangnya 75-150 cm. Daun menyembul ke atas permukaan air, menjulang tegak seperti perisai. Permukaan daun berlilin; warnanya hijau keputihan, tepi rata, bagian tengah agak mencekung, tulang daun tersebar dari pusat daun ke arah tepi, diameter 30-50 cm. Bunganya harum, tumbuh menjulang di atas permukaan air dengan tangkai bulat panjang dan kokoh, panjang tangkai bunga 75-200 cm. Diameter bunga 15-25 cm, benang sari banyak kepala sari kuning, mahkota bunga lebar, ada yang engkel dan ada yang dobel dengan warna merah jambu, putih dan kuning. Bunga mekar sehari penuh dari pagi sampai sore hari. Setelah layu, mahkota bunga berguguran sampai akhirnya tersisa dasar bunga yang akan menjadi bakal buah, bentuknya seperti kerucut terbalik dengan permukaan datar semacam spons dan berlubang-lubang berisi 15-30 biji, warnanya hijau kekuningan, kemudian hijau dan akhirnya coklat hitam, garis tengah 6-11 cm. Biji bentuknya bulat seperti kacang tanah, terdapat dalam lubang-lubang buah yang berbentuk seperti sarang tawon. Biji yang sudah tua warnanya hijau kehitaman, umurnya kira-kira 1 bulan sejak bunganya mekar. Daunnya biasa dipakai sebagai bahan pembungkus, rimpang muda dan biji bisa dimakan. Pemeluk agama Budha menganggap bunga ini sebagai lambang kesucian, tercermin dalam berbagai lukisan dan patung yang menggambarkan Sang Budha sedang duduk bersemedi di atas bunga teratai.
Nama Lokal :
Padma, seroia, terate, tarate, taratai besar.;
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Diare, disentri, keputihan, kanker nasopharynx, demam, insomnia; Hipertensi, muntah darah, mimisan, batuk darah, sakit jantung; Beri-beri, sakit kepala, berak dan kencing darah, anemia, ejakulasi;
BAGIAN YANG DIPAKAI:
Seluruh tanaman. Rimpang, daun dan tangkai, bunga dan benang sari, biji dan penyangga bunga yang seperti sarang tawon/spons (reseptacle), serta tunas biji. Pemakaian segar atau yang telah dikeringkan.
KEGUNAAN:
Biji:
- Gangguan penyerapan makanan (malabsorbtion).
- Diare karena badan lernah, radang usus kronis (enteritis kronis).
  Disentri.
- Muntah-muntah.
- Keputihan, perdarahan pada wanita.
- Mimpi basah (spermatorrhea).
- Susah tidur, banyak mimpi.
- Kencing terasa sakit dan keruh.
- lesu tidak bersemangat (neurasthenia).
- Kanker nasopharynx.
Tunas biji teratai:
- Demam, rasa haus.
- Jantung berdebar, gelisah.
- Muntah darah.
- Ejakulasi dini.
- Mata merah dan bengkak.
- Susah tidur (insomnia).
- Darah tinggi (hipertensi).
Banang sari:
- keluar sperma malam hari (sperrnatorrhea).
- Keputihan (leucorrhea).
- Perdarahan seperti muntah darah, disentri.
- sering kencing.
- Tidak dapat menahan kencing (enuresis).
Remptacle:
- Perdarahan kandungan yang berlebihan.
- Darah haid berlebihan.
- Perdarahan sewaktu hamil.
- Keluar cairan (lochia) yang berlebihan setelah melahirkan.
- Sakit perut bawah akibat sumbatan darah.
- Berak darah, kencing darah.
- Wasir, koreng basah.

Rimpang:
- Demam, rasa haus.
- Batuk darah, muntah darah, mimisan.
- Berak darah, kencing darah. Tekanan darah tinggi.
- Sakit jantung.
- Gangguan lambung.
- Kurang darah (anemia).
- Gangguan pada mati haid (menopause).
- Neurosis.

Akar:
- Muntah darah, mimisan.
- Kencing panas dan merah.
- Batuk darah, berak darah.

Daun:
- Pingsan karena hawa panas (heat stroke).
- Diare karena panas atau lembab.
- Pusing, sakit kepala.
- Beri-beri.
- Perdarahan seperti mimisan, muntah darah, berak darah.
- Perdarahan pada wanita.

Dasar daun:
- Disentri berdarah, diare.
- Bayi dalam kandungan tidak tenang.

Batang:
- Heat stroke, pingsan.
- Dada terasa tertekan karena panas atau lembab.
- Diare, muntah.
- Keputihan.

Bunga:
- Terpukul (trauma).
- Perdarahan.
- Radang kulit bernanah (impetigo).

Tepung rimpang:
- Menambah selera makan,
- Badan lemah dan kurang darah.
- Diare.

PEMAKAIAN:
Untuk minum: 
Rimpang: 240 g. Direbus atau di juice.
Daun: 5-12 g, rebus.
Tangkai: 3-5 g, rebus.
Bunga. 3-5 g, rebus.
Benang sari: 3-10 g, rebus.
Receptacle: 10-15 g, rebus.
Biji: 5-12 g, rebus.
Tunas biji teratai: 1,5-3 g, rebus.

CARA PEMAKAIAN:
1. Batuk darah, muntah darah:
    Rimpang teratai dicuci bersih lalu dijuice, sampai terkumpul 1 gelas
    ukuran 200 cc. Minum, lakukan selama 3-5 hari berturut-turut.

2. Muntah, diare :
    50 g rimpang teratai dan 15 g jahe dicuci lalu dijuice atau diparut,
    ambil airnya. Minum, sehari 3 kali.

3. Disentri:
    50 g rimpang teratai dan 10 g jahe, diparut atau dijuice. Air
    perasannya ditambahkan 10O cc air, lalu dipanaskan sampai
    mendidih. Setelah dingin tambahkan 1 sendok makan madu, diaduk
    lalu diminum.

4. Darah tinggi:
    a. 10 g biji teratai dan 15 g tunas biji teratai. (lien sim), direbus
       dengan 350 cc air sampai tersisa 200 cc. Minum setiap hari
       seperti teh.

    b. Tunas biji teratai (lien sim) sebanyak 10-15 g direbus dengan air
       secukupnya sampai mendidih, minum sebagai teh. Dapat juga
       tunas biji teratai digiling halus, seduh dengan air panas, minum.

5. Panas dalam, gondokan, juga bermanfaat untuk penderita jantung
   dan lever:
    100 g rimpang teratai dan 50 g rimpang segar alang-alang, dicuci
     lalu dipotong-potong secukupnya. Rebus dengan 500 cc air bersih
     sampai tersisa 250 cc. Setelah dingin disaring, minum seperti teh.

6. Keluar darah dari hidung (mimisan):
    Ruas akar teratai dicuci bersih lalu dijuice. Airnya diteteskan ke
    hidung.
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Biji: Memelihara kondisi jantung, bermanfaat bagi ginjal dan menguatkan limpa. Tunas biji teratai: Menghilangkan panas dalam di jantung, menurunkan panas, menghentikan perdarahan, menahan ejakulasi dini. Kulit biji teratai: Menghentikan perdarahan, Menghilangkan panas dalam di lambung, mengeluarkan panas dan lembab dari usus. Benangsari (kumis bunga teratai): Menghilangkan panas dari jantung, menguatkan fungsi ginjal, menahan ejakulasi dini dan menghentikan perdarahan. Penyangga bunga: Membuyarkan darah beku, menghentikan perdarahan, menolak lembab. Batang teratai (tangkai daun, tangkai bunga): Menurunkan panas dan memperlancar kencing. Daun: Membersihkan panas dan menghilangkan lembab, menaikkan yang jernih, menghentikan perdarahan. Dasar daun: Menurunkan panas dan menghilangkan lembab, menormalkan menstruasi, menguatkan kehamilan. Rimpang: Dimakan mentah berkhasiat menurunkan panas, mendinginkan darah yang panas dan membuyarkan darah beku. Bila dimasak, berkhasiat menguatkan limpa, menambah selera makan, penambah darah, membantu pertumbuhan otot dan menyembuhkan diare. Akar: Menghentikan perdarahan, membuyarkan darah beku, penenang. Tepung rimpang: Menghentikan perdarahan, menambah darah, mengatur fungsi ginjal dan limpa. KANDUNGAN KIMIA: Bunga: Quercetin, luteolin, isoquercitrin, kaempferol. Benangsari: Quercetin, luteolin, isoquercitrin, galuteolin, juga terdapat alkaloid. Penyangga bunga (reseptacle): Protein, lemak, karbohidrat, caroten, asam nikotinat, vitamin B1, B2, C dan sedikit mengandung nelumbine. Biji: Kaya akan pati, juga mengandung raffinose, protein, lemak, karbohidrat, kalsium, phosphor dan besi. Kulit biji teratai mengandung nuciferine, oxoushinsunine, N- norarmepavine. Tunas biji teratai: Liensinine, isoliensinine, neferine, nuciferine, pronuciferine, lotusine, methylcorypalline, demethylcoclaurine, galuteolin, hyperin, rutin. Rimpang: Pati, protein, asparagine, vitamin C. Selain itu juga mengandung catechol, d-gallocatechol, neochlorogenic acid, leucocyanidin, leucodelphinidin, peroxidase, dll. Akar: Zat tannic dan asparagine. Daun: Roemerine, nuciferine, nornuciferine, armepavine, pronuciferine, N-nornuciferine, D-N-methylcoclaurine, anonaine, liriodenine, quercetin, isoquercitrin, nelumboside, citric acid, tartaric acid, malic acid, gluconic acid, oxalic acid, succinic acid, zat tannic, dll. Dasar daun teratai: Roemerine, nuciferine dan nornuciferine. Tangkai daun: Roemerine, nornuciferine, resin dan zat tannic. Oxoushinsunine yang terdapat pada kulit biji teratai berkhasiat menekan perkembangan kanker hidung dan tenggorokan, sedangkan biji dan tangkai teratai berkhasiat anti hipertensi.

Ceremai
 (Phyllanthus acidus [L.] Skeels.)


Sinonim :
= P.distichus Muell. Arg. = P.cicca Muell. Arg., = Cicca disticha, Linn. = C.nodiflora.
Familia :
Euphorbiaccae

Uraian :
Pohon ini berasal dari India, dapat turnbuh pada tanah ringan sampai berat dan tahan akan kekurangan atau kelebihan air. Ceremai banyak tanam orang di halaman, di ladang dan tempat lain sampai ketinggian 1.000 m dpl. Pohon kecil, tinggi sampai 10 m, kadang lebih. Percabangan banyak, kulit kayunya tebal. Daun tunggal, bertangkai pendek, tersusun dalam tangkai membentuk rangkaian seperti daun majemuk. Helai daun bundar telur sampai jorong, ujung runcing, pangkal tumpul sampai bundar, tepi rata, pertulangan menyirip, permukaan licin tidak berambut, panjang 2 - 7 cm, lebar 1,5 - 4 cm, warna hijau muda. Tangkai bila gugur akan meninggalkan bekas yang nyata pada cabang. Perbungaan berupa tandan yang panjangnya 1,5 - 12 cm, keluar di sepanjang cabang, kelopak bentuk bintang,,mahkota merah muda. Terdapat bunga betina dan jantan dalam satu tandan. Buahnya buah.batu, bentuknya bulat pipih, berlekuk 6 - 8, panjang 1,25 - 1,5 cm, lebar 1,75 - 2,5 cm, warnanya kuning muda, berbiji 4-6, rasanya asam. biji bulat pipih berwarna cokelat rnuda. Daun muda bisa dimakan sebagai sayuran. Buah muda bisa dimasak bersama sayuran untuk menyedapkan masakan karena memberi rasa asam. Buah masak dapat dimakan langsung setelah diremas dengan air garam untuk mengurangi rasa sepat dan asam, dimakan setelah dibuat manisan atau selai. Perbanyakan dengan biji atau okulasi.
Nama Lokal :
Careme, cerme (Sunda), cerme (Jawa). careme (Madura); Ceremoi (Aceh), cerme, ceramai, camin-camin (Sumatera).; Carmen, cermen (Bali), sarume (Bima). lumpias aoyok, tili; Lombituko bolaano, caramele, carameng (Sulawesi),; Ceremin (Ternate), selemele, selumelek (Roti).; Salmele, cermele (Timor).;
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Batuk berdahak, menguruskan badan, mual, kanker, sariawan; Asma, sakit kulit, sembelit, mual akibat perut kotor;
BAGIAN YANG DIGUNAKAN :
Daun, kulit akar, dan biji.

INDIKASI :
Daun berkhasiat untuk:
- batuk berdahak,
- menguruskan badan,
- mual,
- kanker, dan
- sariawan.

 Kulit akar berkhasiat untuk mengatasi :
- asma dan
- sakit kulit.

Biji berkhasiat untuk mengatasi :
- sembelit dan
- mual akibat perut kotor.

CARA PEMAKAIAN :
1. Sembelit
    a. Siapkan biji ceremai sebanyak 3/4 sendok teh, dicuci lalu digiling
       sampai halus. Seduh dengan 1/2 cangkir air panas. Sewaktu
       masih hangat tambahkan 1 sendok makan madu, aduk sampai
       merata kemudian diminum sekaligus. Lakukan 2 kali sehari.

    b. Siapkan daun ceremai segar sebanyak 3 g, dicuci lalu ditumbuk
       halus. Seduh dengan 1/2 gelas air panas, lalu didinginkan. Hasil
       seduhan diminum sekaligus bersama ampasnya.

2. Asma :
    Siapkan biji ceremai sebanyak 6 biji, bawang merah 2 butir, akar
    kara (Dolichos lablab) 1/4 genggam, buah lengkeng (Nephelium
    longanum; Euphoria longana) 8 butir, dicuci lalu ditumbuk
    seperlunya. Bahan-bahan tersebut lalu direbus dengan 2 gelas air
    bersih sampai.tersisa 1 1/2 gelas. Setelah dingin disaring, lalu
    diminum dengan air gula secukupnya. Sehari 2 kali, masing-masing
    3/4 gelas.

3. Kanker :
    Siapkan daun ceremai yang masih muda sebanyak 1/4 genggam,
    daun belimbing 1/3 genggam, bidara upas 1/2 jari, gadung cina 1/2
    jari, gula enau 3 jari, dicuci lalu dipotong-potong seperlunya.
    Bahan-bahan tadi lalu direbus dengan 3 gelas air bersih sampai
    tertinggal kira-kira 3/4 bagian. Setelah dingin disaring, siap untuk
    diminum. Sehari 3 kali, masing-masing cukup 3/4 gelas.

4. Melangsingkan badan :
    Minum air rebusan daun ceremai. Obat ini bekerja kuat, jangan
    menggunakan dalamjangka waktu lama.

CATATAN : Cairan akar beracun. Sebaiknya tidak menggunakan akar ceremai untuk pengobatan.
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS : Daun ceremai berbau khas aromatik, tidak berasa. KANDUNGAN KIMIA: Daun, kulit batang, dan kayu ceremai mengandung saponin, flavonoida, tanin, dan polifenol. Akar mengandung saponin, asam galus, zat samak, dan zat beracun (toksik). Sedangkan buah mengandung vitamin C.

Daun Encok
 (Plumbago zeylanica L.)
Sinonim :
= P. auriculata, Bl. = Tela alba, Lour.
Familia :
Plumbaginaceae


Uraian :
Tumbuhan ini berasal dari Sri Lanka, kemudian menyebar ke seluruh kawasan tropik, termasuk Indonesia dan kepulauan Pasifik. Daun encok tumbuh liar di ladang, di tepi saluran air atau ditanam di pekarangan sebagai pagar hidup dan tempat-tempat lainnya sampai setinggi + 800 m dpi. Perdu tahunan yang menaik, berbatang panjang, tinggi 0,6 - 2 m. Batang berkayu, bulat, licin, beralur, bereabang. Daun tunggal, letak berseling, bertangkai yang panjangnya 1,5 - 2,5 cm, pangkal tangkai daun agak melebar, memeluk batang. Daun bulat telur sampai jorong, panjang 5 - 11 cm, lebar 2 - 5 cm, ujung runcing, pangkal tumpul, tepi beringgit, pertulangan menyirip, wamanya hijau. Bunga majemuk dalam tandan yang keluar di ujung tangkai, kecil-kecil, berambut, berwarna putih. Buah kecil, bulat panjang, masih muda hijau, setelah tua hitam. Biji kecil, cokelat. Perbanyakan dengan biji atau setek.

Nama Lokal :
Daun encok, ki encok (Sunda), ceraka (Sumatera); Bama, godong encok, poksor (Jawa). kareka (Madura); Bama (Bali), oporie (Timor). ; Agni, chitra, chitraka (India, Pakistan),; Ceylon leadwort, white flowered leadwort (Inggris).;

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Rematik sendi, memar (lebam), keseleo, nyeri lambung, kurap, ; Kanker dan kanker darah.;
BAGIAN YANG DIGUNAKAN : Akar dan herba.

INDIKASI :
Indikasi Akar berkhasiat untuk mengatasi:
- rematik sendi, memar (lebam),
- keseleo, nyeri lambung,
- kurap, dan kanker darah.

CARA PEMAKAIAN :
Akar sebanyak 10 - 15 g, direbus selama lebih dari 4 jam.
Pemakaian luar, daun diremas lalu diletakkan pada bagian tubuh yang kena rematik, sakit pinggang, memar, kurap, kusta, skabies, sakit ke ala atau diletakkan di perut bagian bawah bila kencing kurang lancar. Saat menggunakan remasan daun ini jangan lebih dari 1/2 jam agar tidak timbul lepuh seperti luka bakar.


CONTOH PEMAKAIAN :
1. La Rematik
    a. Siapkan segenggam daun segar, dicuci lalu ditumbuk halus.
       Tambahkan air hangat seperlunya sampai adonan seperti bubur.
       Gunakan untuk melumas dan menggosok bagian tubuh yang sakit.
       Lakukan 2 kali sehari.

    b. Siapkan daun segar sebanyak 15 g lalu dicuci bersih. Tambahkan
       kapur sirih sebanyak 1 sendok makan. Carnpuran ini lalu ditumbuk
       sampai lumat, kemudian dibalurkan ke tempat yang.sakit.

2. Sakit kepala
    a. Siapkan daun encok secukupnya, lalu dipipis. Tambahkan sedikit
       minyak kelapa sampai menjadi adonan seperti bubur. Letakkan di
       pelipis dan bagian kepala yang sakit sebagai tapal. Cukup 30
       menit supaya tidak terjadi lepuh.

    b. Siapkan daun encok segar, lalu cuci bersih dan memarkan.
       Oleskan minyak kelapa lalu layukan di atas api. Tempelkan di
       belakang telinga.

3. Kencing kurang lancar
    Ambil daun encok secukupnya, tambahkan adas pulosari lalu giling
    halus. Gosokkan ramuan tersebut di perut bagian bawah, tepat di
    posisi kandung kencing. Cukup 30 menit agar tidak terjadi lepuh.

4. Kanker darah
    Siapkan akar daun encok, biji Livistona chinensis, Hedyotis diffusa
    (rumput lidah ular) dan Verbena officinalis (verbenae berbalma bian        cao), masing-masing 30 g, dan Spica prunellae (xia ku caol dari
    tumbuhan Prunella vulgaris L.) 15 g. Akar daun encok direbus
    terlebih dahulu selama 4 jam dengan air bersih secukupnya.
    Tambahkan air bila air rebusannya.berkurang. Setelah 4 jam, baru
    bahan obat lain-lainnya dimasukkan. Didihkan kembali selama 1/2
    jam. Setelah dingin disaring, dibagi untuk 3 kali minum. Sehari 3
    kali, masing-masing 1/3 bagian.

5. Kusta, skabies, dan kelainan kulit
    Ambil akar daun encok, lalu cuci dan tumbuk sampai halus.
    Tambahkan sedikit susu dan air sambil diaduk merata sampai
    menjadi adonan seperti pasta. Oleskan ke bagian tubuh yang sakit.

CATATAN :
- Perempuan hamil dilarang menggunakan.
- Bila timbul keracunan pada kulit, cuci dengan asam borat (boric acid).
- Daun hanya digunakan untuk pemakaian luar. Pemakaian luar juga
  dibatasi selarna 1/2 jam. Terlalu lama menyebabkan timbulnya lepuh
  seperti luka bakar.
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Daun encok bersifat pahit, tonik, dan beracun. KANDUNGAN KIMIA : Daun mengandung plumbagin, 3-3-biplumbagin, 3-chloroplum- bagin, chitranone (3-6-biplumbagin), dan droserone (2-hydroxy plum- bagin). Zat berkhasiatnya yang bernama plumbagin sangat beracun dan pada pemakaian lokal dapat menyebabkan kerusakan kulit berupa lepuh seperti luka bakar. Efek Farmakologis dan hasil Penelitian : Pemberian sari akar daun encok dalam alkohol 50% dengan dosis 100 mglkg bb dan 150 mglkg bb yang diberikan secara oral pada mencit betina, mempunyai efek antifertilitas dan abortivum (Sariati Sirait, Jurusan Farmasi, FMIPA USU, 1990).

Kompri

 (Symphytum officinale L. Em,)
Sinonim :

Familia :
Boraginaceae

Uraian :
Kompri amat umum di Eropa dan Asia Barat, yang tumbuh di tanah berumpput basah atau pinggir selokan. Di Indonesia kompri biasa ditanam dalam pot atau di kebun sebagai tumbuhan obat. Herba, membentuk rumpun, tinggi 20 - 50 cm. Tumbuhan berbatang sernu. Daun tunggal, bulat telur, ujung dan pangkal runcing, tepi rata, permukaan berambut kasar, panjang 27 - 50 cm, lebar 4,5 - 14 cm, pertulangan menyirip, pelepah tumbuh berseling pada pangkal membentuk roset akar, warnanya hijau. Bunga majemuk, bentuk corong, putih kekuningan. Buah bulat, tiap buah terdiri dari 4 biji. Biji bulat, kecil, keras, dan hitam. Daun muda bisa dimakan sebagai sayuran. Perbanyakan dengan pemisahan akar.
Nama Lokal :
Kompri, komring (Jawa).; K'ang fu li (China), comfrey, knitbone (Inggris).;
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Rematik, pegal linu, diare, tifoid, nyeri ulu hati, kanker payudara,; Radang saluran napas (bronkhitis), luka memar, borok, ; Kencing manis (diabetes melitus), patah tulang (fraktur), ; Tekanan darah tinggi (Hipertensi), rematik gout, radang usus,; Payudara bengkak karena ASI, gangguan lambung,; Batuk berdahak, radang amandel (tonsilis), darah haid banyak,; Kencing darah, liur berdarah, dan wasir berdarah.;
BAGIAN YANG DIGUNAKAN : Daun dan akar.
INDIKASI :
Daun berkhasiat untuk mengatasi:
- rematik, pegal linu,
- diare,
- tifoid,
- nyeri ulu hati, radang saluran napas (bronkitis), kencing manis (DM),
- tekanan darah tinggi, dan
- kanker payudara.

Akar berkhasiat mengatasi:
- luka memar, borok, luka pada paru,
- tulang patah (fraktur),
- rematik gout,
- payudara bengkak karena bendungan ASI,
- radang usus, gangguan lambung,
- batuk berdahak, radang amandel (tonsilitis), radang saluran napas
  (bronkitis),
- rasa penuh di dada,
- perdarahan: darah haid banyak, kencing darah, liur berdarah, dan
  wasir berdarah.

CARA PEMAKAIAN :
Akar segar sebanyak 20-30 g direbus, lalu diminum. Untuk pemakaian luar, daun segar yang digiling halus untuk menyembuhkan luka, ekzema, dan memar. Akar yang digiling halus dicampur sedikit kapur untuk menyembuhkan luka bemanah, borok di tungkai, bisul besar, wasir, gangren, rematik gout, dan tumor.


CONTOH PEMAKAIAN :
1. Rematik :
    Sebanyak 15 g daun muda segar dicuci lalu dipotong kecil-kecil.
    Makan sebagai lalab.

2. Rematik gout :
    Akar kompri segar secukupnya dicuci lalu digiling halus. Letakkan
    pada bagian tubuh yang sakit.

3. Luka memar, borok, luka pada paru :
    Akar kompri segar sebesar 1 ibu jari dipotong-potong lalu direbus
    dengan 1 gelas air bersih atau   arak. Setelah dingin disaring, lalu
    dibagi untuk 2 kali minum, yaitu pagi dan sore sama banyak.

4. Rasa penuh di dada
    Akar kompri segar sebanyak 20 g dicuci dan dipotong-potong
    seperlunya. Rebus dengan 3 gelas air sampai tersisa 1 gelas.
    Setelah dingin disaring, dibagi untuk 2 kali minum, pagi dan sore.

5. Tulang patah, luka terpotong, luka baru :
    Akar kompri segar secukupnya digiling halus. Letakkan pada bagian
    tulang yang patah atau luka terpotong, lalu dibalut.

6. Payudara bengkak, wasir berdarah :
    Akar kompri segar secukupnya digiling halus. Letakkan pada wasir
    yang berdarah atau payudara yang bengkak.

7. Tonsilitis, bronkitis, batuk berdahak :
    Akar kompri segar sebanyak 25 g dicuci lalu dipotong-potong
    seperlunya. Rebus dengan 2 gelas air bersih sampai tersisa 1 gelas.
    Setelah dingin disaring, dibagi 2 sarna banyak. Minum pagi dan
    sore hari.

8. Menghentikan perdarahan :
    Akar kompri segar sebanyak 20 g digiling halus. Air perasannya
    ditambah sedikit anggur, minum.

CATATAN :
- Pemakaian berlebihan menyebabkan keracunan, terutama kerusakan
  hati.
- Sebaiknya penggunaan kompri untuk pengobatan dibatasi sampai
  penelitian lebih lanjut tentang tumbuhan obat ini selesai dilakukan.
  Penelitian terakhir mengungkapkan kalau kompri adalah tumbuhan
  yang bersifat karsinogenik (dapat menyebabkan kanker).
- Untuk pemakaian luar, penggunaan daun kompri sebagai obat untuk
  penyembuhan luka dan tulang patah tidak bermasalah.
Komposisi :
KANDUNGAN KIMIA : Daun kompri mengandung symphytine, echimidine, anadoline, al- kaloid pyrrolizidine (PAs), tanin, minyak asiri, allantoin, dan vitamin (B 1, B2, C dan E). Alkaloid pyrrolizidine diketahui merupakan penyebab kerusakan hati yang dinamakan hepatic veno-occlusive disease (HVOD). Sedangkan akarnya mengandung alkaloid pyrrolizidine dengan jumlah yang lebih besar dari daun. Efek Farkologis dan Hasil Penelitian : lnfus daun kompri 20% dengan takaran 25 dan 40 ml/kg bb mempunyai efek menurunkan kadar gula darah tikus putih jantan sebanding dengan suspensi klorpropamida 22,5 mg/kg bb. (Amrizal M., Jurusan Farmasi, FMIPA, UNAND, 1988).

Benalu


 (Loranthus, Spec. div.)

Sinonim :

Familia :
Loranthaceae
Uraian :
Benalu (loranthus) merupakan jenis tumbuhan yang hidupnya tidak memerlukan media tanah. Ia hidup sebagai parasit (parasiet=Belanda), menempel pada dahan-dahan pohon kayu lain dan mengisap mineral yang larut dalm pohon kayu yang ditempelinya dapat mati. Bunga benalu berkelamin tunggal biji buahnya mengandung getah.Pengembangbiakannya melalui binatang atau burung yang memakan biji buah benalu tersebut. Proses pengembangbiakannya sangat sederhana: biji benalu yang bergetah itu dimakan binatang atau burung. Kemudian biji benalu tersebut melekat di dahan dahan kayu bersama dengan kotoran burung yang memakannya, dan tumbuh di dahan itu.
Nama Lokal :
Benalu (Indonesia), Kemladean (Jawa), Pasilan;
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Tumor, Kanker, Amandel, Campak;
1. Tumor dan Kanker
    Bahan: 1-2 batang benalu yang menempel pada 1 pohon teh, 1
    batang rumput alang-alang, adas palawaras secukupnya. 
    Cara Membuat: semua bahan direbus dengan 3 gelas air sampai
    mendidih, kemudian disaring.
    Cara menggunakan: diminum 1 kali sehari  ½ gelas.
2. Amandel
    Bahan: 1 batang benalu yang menempel pada 1 pohon jeruk nipis,
    adas palawaras secukupnya. 
    Cara Membuat: kedua bahan direbus dengan 3 gelas air  sampai
    mendidih, kemudian disaring.
    Cara menggunakan: diminum 1 kali sehari  ½ gelas.
3. Campak
    Bahan: 1-2 batang benalu adas pulasari secukupnya.
    Cara Membua: kedua bahan tersebut ditumbuk bersama sampai
    halus.
    Cara menggunakan: digunakan sebagai bedak bagi yang kena
    campak.
Komposisi :
KANDUNGAN KIMIA : Benalu yang menempel pada tumbuhan tertentu, misalnya the (camellia Sinensis dari familia tumbuhan theaceae) berdasarkan pengalaman dapat digunakan sebagai obat anti kanker. Sedang benalu yang menempel pada pohon jeruk nipis (citrus aurantifolia dari familia tumbuhan rutaceae) dapat digunakan sebagai ramuan obat untuk penyakit amandel dan jenis benalu umum dapat dimanfaatkan sebagai obat campak. Kajian secara ilmiah belum dilakukan.

Pisang


 (Musa Paradisiaca, Linn.)

Sinonim :

Familia :
Musaceae

Uraian :
Tumbuhan ini berasal dari Asia dan tersebar di spanyol, Itali, Indonesia, Amerika dan bagian dunia yang lain. Tumbuhan pisang menyukai daerah alam terbuka yang cukup sinar matahari , cocok tumbuh didataran rendah sampai pada ketinggian 1000 meter lebih diatas permukaan laut. Pada dasarnya tanaman pisang merupakan tumbuhan yang tidak memiliki batang sejati. Batang pohonnya terbentuk dari perkembangan dan pertumbuhan pelepah pelepah yang mengelilingi poros lunak panjang , Batang pisang yang sebenarnya terdapat pada bonggol yang tersembunyi di dalam tanah
Nama Lokal :
Banana (Inggris), Tsiu, Cha (Cina), Pisyanga, Kila (India); Pisang (Indonesia), Klue (Thailand), Pyaw, Nget (Burma); Gedang (Jawa), Cau (Sunda), Biu (Bali), Puti (Lampung); Wusak lambi, lutu (Gorontalo), Kulo (Ambon), Uki (Timor);
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Pendarahan rahim, Merapatkan vagina, Sariawan usus, Ambeien; Cacar air, Telinga dan Tenggorokan bengkak, Disentri, Amandel; Kanker perut, Sakit kuning (lever), Pendarahan usus besar, Diare;

Pemanfaatan :
1. Kanker Perut
    Bahan:  Tunas / anak batang pohon pisang dan 1 potong tumbuhan
    benalu teh
    Cara membuat:  anak pisang diparut dan diambil airnya sebanyak 4
    gelas, kemudian direbus bersama dengan benalu teh tersebut
    sampai mendidih hingga tinggal 2 gelas.
    Cara menggunakan:  diminum 2 kali sehari 1 gelas, pagi dan sore
    dan dilakukan secara teratur.

2. Sakit Kuning
    Bahan:  Buah pisang emas yang sudah masak
    Cara menggunakan:  makan buah pisang emas yang banyak.

3. Keluarga Berencana
    Bahan:  Bunga Pisang ambon
    Cara membuat:  direbus dengan air sampai mendidih
    Cara menggunakan: diminum airnya 2 kali sehari,  pagi hari dan
    sebelum tidur. Dilakukan selama 7 hari berturut turut sesudah
    menstruasi  atau melahirkan.

4. Pendarahan Usus Besar
    Bahan:  tunas/ anak pisang dan 1 potong bonggol benalu teh
    Cara membuat: anak pisang diparut dan diperas untuk di ambil
    airnya sebanyak 2 gelas kemudian  direbus bersama dengan
    bonggol benalu teh tersebut sampai mendidih hingga tinggal 1 gelas.
    Cara menggunakan:  disaring dan diminum 2 kali sehari 1 cangkir.

5. Pendarahan Rahim
    Bahan: tunas / anak pisang dan 1 potong bonggol benalu teh
    Cara membuat: anak pisang diparut dan diambil airnya sebanyak 2
    gelas. Kemudian direbus bersama dengan bonggol benalu teh
    tersebut sampai mendidih hingga tinggal 1 gelas.
    Cara menggunakan: disaring dan diminum 1 kali sehari 1/2 gelas.

6. Mencegah Pendarahan Sehabis Melahirkan
    Bahan:  batang pohon pisang
    Cara membuat:  batang pohon pisang diparut untuk diambil airnya.
    Cara menggunakan:  disaring dan diminum 2 kali sehari 1/2 gelas.
       
7. Sariawan Usus
    Bahan:  Kulit buah pisang kluthuk yang sudah masak dan buah
    pisang mentah.
    Cara membuat:  Kulit pisang kluthuk dan buah pisang mentah
    tersebut diiris-iris tipis, kemudian ditumbuk halus, diperas sampai
    keluar airnya dan diembun-embunkan semalam di luar rumah.
    Cara menggunakan:  diminum setelah bangun tidur / pagi hari.

8. Merapatkan Vagina dan Mencegah Pendarahan
    Bahan:  batang pohon pisang batu yang belum berbunga.
    Cara membuat:  Pohon pisang dipancung untuk diambil airnya yang
    bersih
    Cara menggunakan:  digunakan untuk mencuci Vagina setelah
    bersalin.

9. Ambeien
    Bahan:  buah pisang kluthuk yang masih mentah, adas pulasari
    secukupnya dan 1 potong gula merah.
    Cara membuat:  buah pisang kluthuk diparut untuk diambil airnya.
    Kemudian dicampur dengan bahan lainnya dan diaduk sampai
    merata.
    Cara menggunakan:  disaring dan diminum.

10. Cacar Air
     Bahan:  bonggol batang pisang kluthuk, adas pulosari
     Cara membuat:  bonggol pisang diparut untuk diambil airnya,
     kemudian dicampur dengan bahan lainnya sampai merata.
     Cara menggunakan:  disaring dan diminum.

11. Telinga Bengkak
      Bahan:  Kulit pisang kustruk
      Cara membuat:  Kulit pisang dipanggang dan dalam keadaan
      hangat-hangat diperas untuk diambil airnya.
      Cara menggunakan:  dioleskan pada bagian telinga yang bengkak.

12. Tenggorokan Bengkak
     Bahan:  Bonggol pisang kapok (kepok)
     Cara membuat:  Bonggol pisang diparut dan diperas untuk diambil
     airnya.
     Cara menggunakan:  dipakai untuk kumur.

13. Disentri
     Bahan: Bonggol pisang kluthuk
     Cara membuat: diparut untuk diambil airnya sebanyak 1/2 gelas
     Cara menggunakan: diminum 3 hari sekali

14. Diare (orang dewasa)
     Bahan:  buah pisang kapur mentah
     Cara membuat:  dibakar
     Cara menggunakan:  dimakan

15. Diare (Bayi)
     Bahan:  buah pisang kapok (kepok) mentah
     Cara membuat:  diiris-iris dan digoreng tanpa minyak
     Cara menggunakan:  dimakan oleh ibu yang sedang menyusui bayi
     tersebut.

16. Amandel
     Bahan:  bonggol batang pisang
     Cara membuat:  diparut dan diperas untuk diambil airnya
     Cara menggunakan:  diminum.


17. Mencegah Infeksi 
     Bahan:  getah pelepah daun pis
Komposisi :
KANDUNGAN KIMIA : Menurut penelitian pisang mengandung kadar antara lain : - Vitamin A, B1, C - Lemak - Mineral (Kalium, chlor, natrium, magnesium, posfor ) - Karbohidrat - Dextrose - Air - Sucrose - Levulose - Zat Putih telut - Zat Tepung

Sambiloto
 (Andrographis paniculata Ness.)
Sinonim :
= Andrographis paniculata, Ness. = Justicia stricta, Lamk. = J.paniculata, Burm. = J.latebrosa, Russ.
Familia :
Acanthaceae

Uraian :
I. Uraian Tumbuhan. Sambiloto tumbuh liar di tempat terbuka, seperti di kebun, tepi sungai, tanah kosong yang agak lernbap, atau di pekarangan. Tumbuh di dataran rendah sampai ketinggian 700 m dpl. Terna semusim, tinggi 50 - 90 cm, batang disertai banyak cabang berbentuk segi empat (kwadrangularis) dengan nodus yang membesar. Daun tunggal, bertangkai pendek, letak berhadapan bersilang, bentuk lanset, pangkal runcing, ujung meruncing, tepi rata, permukaan atas hijau tua, bagian bawah hijau muda, panjang 2 - 8 cm, lebar 1 - 3 cm. Perbungaan rasemosa yang bercabang membentuk malai, keluar dari. ujung batang atau ketiak daun. Bunga berbibir berbentuk tabung;kecil- kecil, warnanya putih bernoda ungu. Buah kapsul berbentuk jorong, panj ang sekitar 1,5 cm, lebar 0,5 cm, pangkal dan ujung tajam, bila masak akan pecah mernbujur menjadi 4 keping-Biji gepeng, kecil-kecil, warnanya cokelat muda. Perbanyakan dengan biji atau setek batang. II. Syarat Tumbuh a. Iklim · Ketinggian tempat : 1 m - 700 m di atas permukaan laut · Curah hujan tahunan : 2.000 mm - 3.000 mm/tahun · Bulan basah (di atas 100 mm/bulan): 5 bulan - 7 bulan · Bulan kering (di bawah 60 mm/bulan): 4 bulan - 7 bulan · Suhu udara : 250 C - 320 C · Kelembapan : sedang · Penyinaran : sedang b. Tanah · Tekstur : berpasir · Drainase : baik · Kedalaman air tanah : 200 cm - 300 cm dari permukaan tanah · Kedalaman perakaran : di atas 25 cm dari permukaan tanah · Kemasaman (pH) : 5,5 - 6,5 · Kesuburan : sedang - tinggi 2. Pedoman Bertanam a. Pegolahan Tanah · Buatkan lubang tanam berukuran 25 cm x 25 cm x 25 cm b. Persiapan bibit · Biji disemaikan dalam kantong plastik. c. Penanaman · Bibit ditanam pada lubang tanam yang telah disediakan dengan jarak tanam 1,5 m x 1,5 m
Nama Lokal :
Ki oray, ki peurat, takilo (Sunda). bidara, sadilata, sambilata,; takila (Jawa). pepaitan (Sumatra).; Chuan xin lian, yi jian xi, lan he lian (China), xuyen tam lien,; cong cong (Vietnam). kirata, mahatitka (India/Pakistan).; Creat, green chiretta, halviva, kariyat (Inggris).;
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Hepatitis, infeksi saluran empedu, disentri basiler, tifoid, diare, ; Influenza, radang amandel (tonsilitis), abses paru, malaria, ; Radang paru (pneumonia), radang saluran napas (bronkhitis),; Radang ginjal akut (pielonefritis), radang telinga tengah (OMA), ; Radang usus buntu, sakit gigi, demam, kencing nanah (gonore),; Kencing manis (diabetes melitus), TB paru, skrofuloderma,; Batuk rejan (pertusis), sesak napas (asma), leptospirosis,; Darah tinggi (hipertensi), kusta (morbus hansen=lepra),; Keracunan jamur, singkong, tempe bongkrek, makanan laut,; Kanker:penyakit trofoblas, kehamilan anggur (mola hidatidosa),; Trofoblas ganas (tumor trofoblas), tumor paru.;
BAGIAN YANG DIGUNAKAN :
Herba. Dipanen sewaktu tumbuhan ini mulai berbunga. Setelah dicuci, dipotong-potong seperlunya lalu dikeringkan.

INDIKASI :
Herba sambiloto ini berkhasiat untuk mengatasi:
- hepatitis, infeksi saluran empedu,
- disentri basiler, tifoid, diare, influenza, radang amandel (tonsilitis),
  abses paru, radang paru (pneumonia), radang saluran napas
  (bronkhitis), radang ginjal akut (pielonefritis akut), radang telinga
  tengah (OMA), radang usus buntu, sakit gigi,
- demam, malaria,
- kencing nanah (gonore),
- kencing manis (DM),
- TB paru, skrofuloderma, batuk rej an (pertusis), sesak napas (asma),
- darah tinggi (hipertensi),
- kusta (morbus hansen = lepra),
- leptospirosis,
- keracunan jamur, singkong, tempe bongkrek, makanan laut,
- kanker: penyakit trofoblas seperti kehamilan anggur (mola hidatidosa)
  dan penyakit trofoblas ganas (tumor trofoblas), serta tumor paru.

CARA PEMAKAIAN :
Herba kering sebanyak 10 - 20 g direbus atau herba kering digiling halus menjadi bubuk lalu diseduh, minum atau 3 - 4 kali sehari,  4 - 6 tablet. Untuk pengobatan kanker, digunakan cairan infus, injeksi, atau tablet. Untuk pemakaian luar, herba segar direbus lalu airnya digunakan untuk cuci atau digiling halus dan dibubuhkan ke tempat yang sakit, seperti digigit ular berbisa, gatal-gatal, atau bisul.

CONTOH PEMAKAIAN :
1. Tifoid
    Daun sambiloto segar sebanyak 10 - 15 lembar direbus dengan 2
    gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring, tambahkan
    madu secukupnya lalu diminum sekaligus. Lakukan 3 kali sehari.

2. Disentri basiler, diare, radang saluran napas, radang paru
    Herba kering sebanyak 9 - 15 g direbus dengan 3 gelas air sampai
    tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring. Air rebusannya diminum
    sehari 2 kali, masing-masing 1/2 gelas.

3. Disentri
    Herba krokot segar (Portulaca oleracea) sebanyak 500 g diuapkan
    selama 3 - 4 menit, lalu ditumbuk dan diperas. Air perasan yang
    terkumpul ditambahkan bubuk kering sambiloto sebanyak 10 g
    sambil diaduk. Campuran tersebut lalu diminum, sehari 3 kali
    masing-masing 1/3 bagian.

4. Influenza, sakit kepala, demam
    Bubuk kering sambiloto sebanyak 1 g diseduh dengan cangkir air
    panas. Setelah dingin diminum sekaligus, Lakukan 3 - 4 kali sehari.

5. Demam
    Daun sambiloto segar sebanyak 1 genggam ditumbuk. Tambahkan
    1/2 cangkir air bersih, saring lalu minum sekaligus. Daun segar yang
    digiling halus juga bisa digunakan sebagai tapal badan yang panas. 

6. TB paru
    Daun sambiloto kering digiling menjadi bubuk. Tambahkan madu
    secukupnya sambil diaduk rata lalu dibuat pil dengan diameter 0,5
    cm. Pil ini Ialu diminum dengan air matang. Sehari 2 - 3 kali, setiap
    kali minum 15 - 30 pil.

7. Batuk rejan (pertusis), darah tinggi
    Daun sambiloto segar sebanyak 5 - 7 lembar diseduh dengan 1/2
    cangkir air panas. Tambahkan madu secukupnya sambil diaduk.
    Setelah dingin minum sekaligus. Lakukan sehari 3 kali.

8. Radang paru, radang mulut, tonsilitis
    Bubuk kering herba sambiloto sebanyak 3 - 4,5 g diseduh dengan
    air panas. Setelah dingin tambahkan madu secukupnya lalu diminum
    sekaligus.

9. Faringitis
    Herba sambiloto segar sebanyak 9 g dicuci lalu dibilas dengan air
    matang. Bahan tersebut lalu dikunyah dan aimya ditelan.

10. Hidung berlendir (rinorea), infeksi telinga tengah (OMA), sakit gigi
     Herba sambiloto segar sebanyak 9 - 15 g direbus dengan 3 gelas air
     sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring, lalu diminum 2 kali
     sehari @ 1/2 gelas. Untuk OMA, herba segar dicuci lalu digiling
     halus dan diperas. Airnya digunakan untuk tetes telinga.
11. Kencing manis
     Daun sambiloto segar sebanyak 1/2 genggam dicuci lalu direbus
     dengan 3 gelas air bersih sampai tersisa 2 1/4 gelas. Setelah dingin
     disaring, lalu diminum sehabis makan, 3 kali sehari @ 3/4 gelas.
12. Kencing nanah
     Sebanyak 3 tangkai sambilo
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS : : Herba ini rasanya pahit, dingin, masuk meridian paru, lambung, usus besar dan usus kecil. KANDUNGAN KIMIA : Daun dan percabangannya mengandung laktone yang terdiri dari deoksiandrografolid, andrografolid (zat pahit), neoandrografolid, 14-deoksi-11-12-didehidroandrografolid, dan homoandrografolid. Juga terdapat flavonoid, alkane, keton, aldehid, mineral (kalium, kalsium, natrium), asam kersik, dan damar. Flavotioid diisolasi terbanyak dari akar, yaitu polimetoksiflavon, andrografin, pan.ikulin, mono-0- metilwithin, dan apigenin-7,4- dimetileter. Zat aktif andrografolid terbukti berkhasiat sebagai hepatoprotektbr (melindungi sel hati dari zat toksik). Efek Farmakologis dan Hasil Penelitian : 1. Herba ini berkhasiat bakteriostatik pada Staphylococcus aurcus, Pseudomonas aeruginosa, Proteus vulgaris, Shigella dysenteriae, dan Escherichia coli. 2. Herba ini sangat efektif untuk pengobatan infeksi. In vitro, air rebusannya merangsang daya fagositosis sel darah putih. 3. Andrografolid menurunkan demam yang ditimbulkan oleh pemberian vaksin yang menyebabkan panas pada kelinci. 4. Andrografolid dapat mengakhiri kehamilan dan menghambat pertumbuhan trofosit plasenta. 5. Dari segi farmakologi, sambiloto mempunyai efek muskarinik pada pembuluh darah, efek pada jantung iskeniik, efek pada respirasi sel, sifat kholeretik, antiinflamasi, dan antibakteri. 6. Komponen aktifnya seperti ncoandrografolid, andrografolid, deoksiandrografolid dan 14-deoksi-11, 12-didehidroandrografolid berkhasiat antiradang dan antipiretik. 7. Pemberian rebusan daun sambiloto 40% bly sebanyak 20 milkg bb dapat menurunkan kadar glukosa darah tikus putih (W. Sugiyarto, Fak. Farmasi UGM, 1978). 8. Infus daun sarnbiloto 5%, 10% dan 15%, semuanya dapat menurunkan suhu tubuh marmut yarrg dibuat demam (Hasir, jurusan Farmasi, FMIPA UNHAS, 1988). 9. Infus herba sambiloto mempunyai daya antijamur terhadap Microsporum canis, Trichophyton mentagrophytes, Trichophyton rubrum, Candida albicans, dan Epidermophyton floccosum (Jan Susilo*, Endang Hanani **, A. Soemiati** dan Lily Hamzah**, Bagian Parasitologi FK UI* dan Jurusan Farmasi FMIPAUI**, Warta Perhipba No.Flll, Jan-Maret 1995). 10. Fraksi etanol herba sambiloto mempunyai efek antihistaminergik. Peningkatan konsentrasi akan meningkatkan hambatan kontraksi ileum marmot terisolasi yang diinduksi dengan histamin dihidroksiklorida (Yufri Aidi, N.C. Sugiarso, Andreanus, AA.S., Anna Setiadi Ranti, Jurusan Farmasi FMIPA, ITB, Warta Tumbuhan Obat Indonesia vol. 3 No. 1, 1996).

Cakar Ayam
(Selaginella doederleinii Hieron.)
Sinonim :
Familia :
Selaginellaceae

Uraian :
Termasuk divisi Pteridophyta, tumbuhan paku-pakuan ini tumbuh pada tebing, jurang, dan tempat-tempat teduh yang berhawa dingin. Batang tegak, tinggi 15 - 35 cm, keluar akar pada percabangan. Daunnya kecil-kecil, panjang 4 - 5 mm, lebar 2 mm, bentuk jorong, ujung meruncing, pangkal rata, warna daun bagian atas hijau tua, bagian bawah hijau muda. Daun tersusun di kiri kanan batang induk sampai kepercabangannya, yang menyerupai cakar ayam dengan sisik-sisiknya.

Nama Lokal :
Rumput solo, cemara kipas gunung; Shi shang be (China).;
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Kanker paru, Bronkhitis, Radang paru, Tonsilis, Batuk, Koreng; Hepatitis, Perut busung, infeksi saluran kencing, Tulang patah; Reumatik;
BAGIAN YANG DIPAKAI : Seluruh tanaman, pemakaian kering.

KEGUNAAN :
1. Chorioepithelioma, choriocarcinoma, kanker nasopharynx, kanker
   paru.
2. infeksi saluran nafas, bronchitis, radang paru (Pneumonia), tonsilitis.
3. Batuk, serak, koreng.
4. Hepatitis, cholecystitis, cirrhosis (Pengecilan hati), perut busung
   (ascites), infeksi akut saluran kencing.
5. Tulang patah (fraktur), rheumatik.

PEMAKAIAN : 15 - 30 gr , untuk pengobatan kanker; 50 - 100 gr, rebus selama 3 - 4 jam.

PEMAKAIAN LUAR :
Tanaman segar dilumatkan, tempel ke tempat yang sakit.

CARA PEMAKAIAN:
1. Kanker :
    60 gr S. doederleinii kering direbus selama 3 - 4 jam dengan api
    kecil, minum setelah dingin.

2. Batuk, radang paru, radang amandel (Tonsilitis):
    30 gr  S.doederleinii direbus, minum.

3. Jari tangan bengkak: Dilumatkan, tempel ke tempat yang sakit.

4. Tulang patah:
    15 - 30 gr S.doederleinii segar direbus, minum.
    Pemakaian Luar, dilumatkan dan ditempelkan ke tempat yang patah,
    bila patahnya tertutup dan posisi tulangnya baik.

Sudah dibuat infus, tablet dan obat suntik.
Untuk kanker  : 18 tablet  60 gr herba segar. 
Diminum sehari 3 x 6 - 8 tablet.
Obat Paten  :  Decancerlin.
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Manis, hangat. Penurun panas, antitoxic, anti kanker (antineoplastic), menghentikan perdarahan (hemostatik), anti bengkak (antioedem).

Jarak

(Ricinus communis Linn.)

Sinonim :
R. inermis et lividus, Jacq. R. speciosus, Burm. R. viridis, Willd. Croton spinosa, Linn.

Familia :
Euphorbiaceae


Uraian :
Tumbuh liar di hutan, tanah kosong, sepanjang pantai, atau ditanam sebagai komoditi perkebunan. Dapat tumbuh di areal yang kurang subur asalkan pH tanahnya 6 - 7 dan drainase airnya baik, sebab akar jarak tidak tahan terhadap genangan air. jarak merupakan perdu tegak yang tumbuh pada ketinggian antara 0 - 800 m di atas permukaan laut, tinggi 2 - 3 m, mudah dikembang-biakkan dengan biji-bijian yang telah tua. Jarak adalah tumbuhan setahun (anual) dengan batang bulat licin, berongga, berbuku-buku jelas dengan tanda bekas tangkai daun yang lepas, warna hijau bersemburat merah tengguli. Daun tunggal, tumbuh berseling, bangun daun bulat dengan diameter 10 - 40 cm, bercangap menjari 7 - 9, ujung daun runcing, tepi bergigi, warna daun di permukaan atas hijau tua permukaan bawah hijau muda (Ada varietas yang berwarna merah). Tangkai daun panjang, berwarna merah tengguli, daun bertulang menjari. Bunga majemuk, berwarna kuning oranye, berkelamin satu. Buahnya bulat berkumpul dalam tandan, berupa buah kendaga, dengan 3 ruangan, setiap ruang berisi satu biji. Buahnya mempunyai duri-duri yang lunak, berwarna hijau muda dengan rambut merah.


Nama Lokal :
Jarak, jarak jitun, kaliki (Sunda), Jarak (jawa), Kaleke (Madura),; Gloah, lulang, dulang, jarak, kalikih alang, jarag (Sumatra),; Malasai, kalalei, alale, tangang jara, peleng kaliki jera (Sulawesi); Jarak (Bali), luluk (Roti), paku penuai (Timor), Balacai (Ternate), ; Balacai tamekot (Halmahera), tetanga (Bima), luluk (Roti),; Bi ma (China).;
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Kanker rahim, Kank. kulit, Sulit buang air besar, Sulit. Melahirkan, ; TBC, Bisul, Koreng, Scabies, Infeksi jamur, Jerawat, lumpuh otot muka; Gatal, Batuk, Hernia, Bengkak, Reumatik, Tetanus, Bronkhitis;
BAGIAN YANG DIPAKAI:
Biji, akar, daun dan minyak dari bijinya.

KEGUNAAN:
Biji:  Kesulitan buang air besar (Constipation), kanker mulut rahim dan
       kulit (Carsinoma of cervix and skin), visceroptosis/ gastroptosis,
       kesulitan melahirkan dan retensi placenta/ari-ari (difficult labor and
       retention of placenta), kelumpuhan otot muka (facial nerve
       paralysis), TBC kelenjar, bisul, koreng, scabies dan infeksi jamur. 
       Juga dipakai pada bengkak (edema).

Daun: Koreng, eczema, gatal (pruritus), batuk sesak, hernia.

akar: Rheumatik sendi, tetanus, epilepsi, bronchitis pada anak-anak,
        luka terpukul, TBC kelenjar, schizophrenia (gangguan jiwa).

Minyak : Constipasi, koreng, luka bakar.

CARA PEMAKAIAN:
Biji :
1. Koreng:
    20 biji dibuang kulitnya, dilumatkan menjadi berbentuk bubur,
    ditambah sedikit garam dan diaduk rata. Tempel di tempat sakit
    sehari 2x.

2. Prolapsus uterus dan rectum:
    Lumatkan biji jarak dan dipakai/ditempelkan pada titik Pai hui  yang
    terletak di kepala.

3. Kesulitan melahirkan dan retensi placenta:
    Lumatkan biji jarak dan tempelkan ketitik akupunktur  Yungchuan 
    (VIII/1 = K-1) yang terletak di tengah-tengah telapak kaki.

4. Kelumpuhan otot wajah:
    Lumatkan biji jarak, tempelkan pada sendi mandibular dan
    lengkungan mulut, 1 x hari, selama 10 hari.

5. Kanker cervix:
    Salep/cream berisi 3-50/o ricin & 3%  dimethyl sulfoxide, dioleskan
    pada kanker cervix 1 x / hari, 5 - 6x / minggu untuk 1 - 2 bulan.
    Dilakukan bersama-sama dengan penyinaran extracorporal.

Efek samping:
nyeri perut, gatal pada liang kemaluan, gatal seluruh tubuh, eczema, biduran (Urticaria), serak, pembengkakan larynx, gatal pada tenggorokan, pengelupasan kulit telapak tangan dan kaki, menggigil, demam, yang hilang dengan obat-obat symptomatik.

Daun: Pemakaian luar: Direbus, airnya untuk cuci atau dilumatkan,
         tempel.
        - Bengkak: Daun dikukus matang, dibungkus ditempat yang sakit.
        - Hernia: Daun + sedikit garam dilumatkan, tempelkan dititik
          tengah telapak kaki.
        - Koreng: Daun segar direndam air panas sampai lemas,
          tempelkan ke tempat sakit.
Minyak:
        - Constipasi: Anak-anak 4 ml dan Dewasa 5 - 20 ml, minum pagi
          hari  sewaktu perut kosong. Wanita hamil dan sedang haid
          dilarang minum (Sebabkan kongesti ringan pada  organ panggul).
Akar: 15 - 30 gr, rebus atau ditim, minum.
        Pemakaian luar: Dilumatkan, tempel.
        - Rheumatik persendian, epilepsi (Ayan): 15 - 30 gr akar direbus,
          minum.
        - Pegal-pegal, luka terpukul: 9 - 12 gr akar kering, rebus.
GEJALA KERACUNAN:
Sakit kepala, muntah berak, panas, leukositosis, gambaran darah putih bergeser kekiri, produksi kencing terhenti, keringat dingin, kejang-kejang, prostration, meninggal.  Kematian dapat terjadi dengan menelan 20 biji jarak pada orang dewasa dan 2 - 7 biji pada anak-anak.
Menghilangkan racunnya dilakukan dengan cara memanaskan 100' C atau lebih selama 20 menit atau direbus selama 2 jam.  Tetapi khasiat anti kanker hilang dengan pemanasan.
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Biji : Rasa manis, pedas, netral. Biji segar sangat beracun, yang hilang dengan cara direbus selama 2 jam atau dengan pemanasan 100'C selama 20 menit. Anti radang, pencahar (purgative actions), koreksi prolaps, anti-neoplastik (anti-kanker), menghilangkan racun (eliminates toxin). Akar: Bersifat penenang, anti-rheumatik. KANDUNGAN KIMIA: Biji : Minyak ricinic 40- 50 % dengan kandungan glyceride dari ricinoleic acid, isoricinoleic acid, oleic acid, linolenic acid, dan stearic acid. Juga mengandung ricinine, sejumlah kecil cytochrome C, Lipase dan beberapa enzym. Disamping ricin D, dengan cara pemurnian bertingkat didapat acidic ricin dan basic ricin. Daun: Kaemferol-3-rutinoside, nicotiflorin, isoquercitrin, rutin, kaempferol, quercetin, astragalin, reynoutrin, ricinine, vit.C 275 mg %. Minyak: Ricinoleic acid 80%, palmitic acid, stearic acid, linoleic acid, linolenic acid, dihydroxystearic acid, triricinolein 68,2%, diricinolein 28%, monoricinolein 2,9%, nonricinolein 0,9%. Akar: Methyltrans-2-decene-4,6,8-triynoate, 1-tridecene-3,5,7,9,11-pentyne, Beta-sitosterol.

Rumput Mutiara
(Hedyotis corymbosa (L.] Lamk.)
Sinonim :
Oldenlandia corymbosa, Linn.
Familia :
Rubiaceae
Uraian :
Rumput tumbuh rindang berserak, agak lemah, tinggi 15 - 50 cm, tumbuh subur pada tanah lembab di sisi jalan, pinggir selokan, mempunyai banyak percabangan. Batang bersegi, daun berhadapan bersilang, tangkal daun pendek/hampir duduk, panjang daun 2 - 5 cm, ujung runcing, tulang daun satu di tengah. Ujung daun mempunyal rambut yang pendek. Bunga ke luar dari ketiak daun, bentuknya seperti payung berwarna putih, berupa bunga majemuk 2-5, tangkai bunga (induk) keras seperti kawat, panjangnya 5 10 mm. Buah built, ujungnya pecah-pecah. Rumput ini mempunyai khasiat sama seperti Hedyotis diffusa Willd. = Rumput Iidah ular = Baihua she she cao.
Nama Lokal :
Rumput siku-siku, bunga telor belungkas (Indonesia); Daun mutiara, rumput mutiara (Jakarta); Katepan, urek-urek polo (Jawa), Pengka (Makasar); Shui xian cao (China).;
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Tonsilis, Bronkhitis, Gondongan, Pneumonia, Radang usus buntu; Hepatitis, Radang panggul, Infeksi saluran kemih, Bisul, Borok; Kanker: Lymphosarcoma, Ca lambung, Ca cervix, kanker payudara, rectum, fibrosarcoma, dan Ca nasophar;
BAGIAN YANG DIPAKAI:
Seluruh tanaman, segar atau dikeringkan.

KEGUNAAN:
- Tonsilitis, pharyngitis, bronchitis, pneumonia, gondongan (Mumps).
- Radang usus buntu (Acute appendicitis).
- Hepatitis, cholecystitis.
- Penyakit radang panggul (Pelvic inflammatory disease), infeksi
  saluran kemih.
- Bisul (carbuncle), borok,
- Kanker: Lymphosarcoma, Ca lambung, Ca cervix, kanker payudara,
  rectum, fibrosarcoma, dan Ca nasopharynx.

PEMAKAIAN:
15 - 60 gr, rebus. Sudah dibuat tablet, granule, dan obat suntik.

PEMAKAIAN LUAR:
- Memar, pyodermi, gigitan ular, tersiram air panas, tulang patah, terkilir:
  Lumatkan herba segar, untuk dibubuhkan di tempat yang sakit.

- Tersiram air panas : Herba segar secukupnya direbus, untuk cuci.

CARA PEMAKAIAN:
1. Radang usus buntu (Acute simple appendicitis) dan peritonitis lokal
   yang ringan:
    60 gr herba direbus, dibagi untuk 2 - 3 X minum, selama 6 - 8 hari.
    Pada kasus berat, harus dengan campuran lain.

2. Sumbatan saluran sperma (Epididymic stasis):
    30 gr herba ini direbus, minum selama 3 - 4 minggu, pada kasus-
    kasus nyeri buah zakar akibat gumpalan sperma setelah dilakukan
    pengikatan saluran epididymis.

3. Kanker :
    30 - 60 gr direbus, minum. Ditambahkan pada pengobatan
    convensional/obat anti neoplastic, baik bersama-sama atau
    diberikan berseling.

EFEK YANG MENYIMPANG:
Beberapa penderita merasakan mulut kering setelah pemakaian selama 10 hari.  Suntikan dosis tinggi menyebabkan penurunan sel darah putih yang ringan, dan kembali normal setelah 3 - 5 hari obat dihentikan.  Beberapa kasus chronic asthmatic bronchitis menyebabkan nervous.
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Rasa manis, sedikit pahit, lembut, netral, agak dingin. Menghilangkan panas, anti-radang, diuretik, menyembuhkan bisul (anti carbuncular), menghilangkan panas dan toxin, mengaktifkan circulasi darah. KANDUNGAN KIMIA: Baihua she-she cao mengandung: Hentriacontane, stigmasterol, ursolic acid, oleanolic acid, Beta-sitosterol, sitisterol-D-glucoside, p-coumaric acid, flavonoid glycosides, dan baihuasheshecaosu (kemungkinan analog coumarin).

Bidara Upas
(Merremia mammosa (Lour.) Hall.f.)

Sinonim :
= Batatta mammosa, Rumph. = Convoivuius mammosa, Hall. = lpomoea mammosa, Chois.

Familia :
Convolvulaceae


Uraian :
Tumbuh liar di hutan, kadang di tanam di halaman dekat pagar sebagai tanaman obat atau karena umbinya dapat dimakan. Tumbuh dengan baik di daerah tropik dari dataran rendah sampai ketinggian 250 m dpi. Tanaman ini mungkin didatangkan dari Philippine, merupakan tanaman merayap atau membelit yang panjangnya 3-6 m, batangnya kecil bila dipegang agak licin dan warnanya agak gelap. Daun tunggal, bertangkai panjang, berbentuk jantung, tepi rata, ujung meruncing, panjang 5-12 cm, lebar 4-15 cm, warnanya hijau tua. Perbungaan berbentuk payung menggarpu berkumpul 1-4 bunga, bentuknya seperti lonceng berwarna putih, panjang 7-8 cm, dengan 4 helai kelopak. Umbi berkumpul didalam tanah, mirip ubi jalar. Bila tanahnya kering dan tidak tergenang air serta gembur, beratnya dapat mencapai 5 kg atau lebih. Warna kulit umbinya kuning kecoklatan, kulitnya tebal bergetah warna putih, bila kering warnanya menjadi coklat. Perbanyakan dengan stek batang atau menanam umbinya.


Nama Lokal :
Blanar, widara upas (Jawa), hailale (Ambon).;
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Demam, batuk, serak, Difteri, Radang tenggorok, radang paru,; Radang usus buntu, Typhus, sembelit, Muntah darah, Kanker; Kencing manis, Keracunan, gigitan ular, kusta, syphilis (Luns).;
BAGIAN YANG DIPAKAI: Umbi.

KEGUNAAN:
- Demam, batuk, serak.
- Difteri, Radang tenggorok, radang paru, radang usus buntu. 
- Typhus, sembelit, buang air besar darah dan lendir.
- Muntah darah.
- Kencing manis (DM), Batu kandung kencing, Keracunan makanan,   
  gigitan ular. 
- Kanker, kusta, syphilis (Lues).

PEMAKAIAN LUAR:
Digunakan untuk memperlancar keluarnya air susu ibu (ASI), obat luka terpotong, luka bakar, bengkak, penyakit kulit, gigitan ular.

PEMAKAIAN:
Untuk minum: 10-100 g umbi segar diparut atau digodok.
Pemakaian luar:  Umbi diiris tipis-tipis atau diparut menjadi bubur, untuk dibalurkan ketempat yang sakit seperti luka, bengkak-bengkak, gigitan ular dan sebagainya.

CARA PEMAKAIAN:
1. Radang usus buntu :
    1/4 jari umbi dicuci bersih lalu diparut dan diremas dengan 1 sendok
    makan air gula, kemudian diperas dan disaring Ialu diminum. Sehari
    2 kali.

2. Muntah darah, typhus:
    Umbi segar secukupnya dicuci bersih lalu diparut, peras dengan
    sepotong kain sampai terkumpul sebanyak 1 gelas kecil. Minum.

3. Buang air besar darah dan lendir :
    50 g umbi dicuci lalu dipotong-potong, tambahkan gula jawa
    secukupnya, godok dengan 2 gelas air bersih sampai tersisa 1 gelas.
    Setelah dingin disaring, minum sedikit-sedikit.

4. Difteri :
    Umbi segar secukupnya, dicuci lalu diparut, peras dengan sepotong
    kain sampai terkumpul 1 gelas kecil. Dipakai untuk kumur-kumur di
    tenggorokan selama 23 menit, lalu ditelan.

5. Serak, batuk kering:
    Umbi segar sebesar 1 jari tangan dicuci bersih, dipotong tipis-tipis
    lalu dikunyah.  Lakukan 3-4 kali dalam sehari.

6. Batuk :
    100 g umbi segar dicuci lalu diparut, tambahkan sirop gula batu
    secukupnya, diaduk sampai merata lalu diperas dan disaring, minum.

7. Batuk rejan:
    1/2 jari umbi segar dicuci lalu diparut, diremas dengan 2 sendok
    makan air masak dan 1 sendok makan madu, peras dan saring,
    minum. lakukan 2 kali sehari.

8. Kencing manis: 
    100 g umbi segar dicuci bersih Ialu diparut, peras dengan sepotong
    kain.  Minum setiap pagi, 1/2 jam  sebelum makan.

9. Keracunan makanan:
    Umbi segar secukupnya dicuci bersih Ialu diparut, peras dengan
    sepotong kain sampai terkumpul 1/2 gelas.  Minum.

10. Kanker, kusta (Morbqs Hanson):
     3/4 jari umbi segar dicuci lalu diparut, tambahkan 4 sendok makan
     air matang dan 2 sendok makan madu.  Diaduk merata, lalu diperas
     dengan sepotong kain, dibagi untuk 3 kali minum yang habis dalam
     sehari.

11. Luka-luka di kulit :
     Umbi segar dicuci lalu diiris tipis-tipis, letakkan di atas luka.

12. Melancarkan pengeluaran ASI:
     Umbi segar dicuci bersih lalu diparut, borehkan disekeliling
     payudara.

13. Luka bakar:
     Umbi segar dicuci bersih lalu diparut, bubuhkan diatas luka bakar,
     bila perlu dibalut.

14. Gigitan ular:
     Umbi segar dicuci lalu diparut sampai menjadi adonan seperti
     bubur.Tempelkan diatas luka gigitan, lalu dibalut.

15. Syphilis (lues):
     1 jari umbi segar dicuci bersih lalu diparut, tambahkan 2 sendok
     makan air masak dan 1 sendok makan madu murni, peras dan
     saring, minum.  Lakukan 3 kali sehari.

16. Batu kandung kencing / kencing batu:
     10 g umbi bidara upas, 10 g daun kumis kucing, 15 g daun keji
     beling, dicuci lalu umbi dipotong-potong seperlunya. Rebus dengan
     1 liter air, sampai tersisa 150 cc.  Setelah dingin disaring lalu
     diminum. Sehari 3 x 50 cc.
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Anti radang, menghilangkan sakit (analgetik), menghilangkan bengkak, pencahar (laxative), menetralkan racun (antidote), penyejuk. KANDUNGAN KIMIA: Damar, resin, pati, zat pahit. Getah segar mengandung zat oxydase.

Ki Tolod
  (lsotoma longiflora Presi.)

Sinonim :
= Laurentia longiflora, (Linn.), Peterm.

Familia :
Campanuiaceae


Uraian :
Tanaman yang berasal dari Hindia Barat ini tumbuh liar di pinggir saluran air atau sungai, pematang sawah, sekitar pagar dan tempat-tempat lainnya yang lembab dan terbuka. Ki tolod dapat ditemukan dari dataran rendah sampai 1.100 m dpl. Terna tegak, tinggi mencapai 60 cm, bercabang dari pangkalnya, bergetah putih yang rasanya tajam dan mengandung racun. Daun tunggal, duduk, bentuknya lanset, permukaan kasar, ujung runcing, pangkal menyempit, tepi melekuk ke dalam, bergigi sampai melekuk menyirip. Panjang daun 5-17 cm, lebar 2-3 cm, warnanya hijau. Bunganya tegak, tunggal, keluar dari ketiak daun, bertangkai panjang, mahkota berbentuk bintang berwarna putih. Buahnya berupa buah kotak berbentuk lonceng, merunduk, merekah menjadi dua ruang, berbiji banyak. Perbanyakan dengan biji, stek batang atau anakan.


Nama Lokal :
Ki tolod, daun tolod (Sunda), Kendali, sangkobak (Jawa);
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Sakit gigi, Asma, Bronkhitis, radang tenggorokan, Obat luka; Obat tetes mata, Obat kanker;
BAGIAN YANG DIPAKAI: Daun, bunga atau seluruh tanaman.

KEGUNAAN:
Daun:
- Sakit gigi.
- Asma, bronkhitis, radang tenggorok.
- Obat luka. Bunga:
- Obat tetes mata.

Seluruh tanaman:
- Obat kanker.

PEMAKAIAN:
Untuk minum: 3 lembar daun, direbus.
Pemakaian luar: Daun dicuci bersih lalu dilumatkan, letakkan ditempat yang sakit.

CARA PEMAKAIAN:
1. Bronkhitis, radang tonggorok:
    3 lembar daun segar dicuci bersih lalu direbus dengan 2 gelas air
    bersih sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring lalu diminum.
    Lakukan 2 kali sehari, pagi dan sore.

2. Sakit gigi:
    2 lembar daun dicuci bersih lalu ditumbuk halus, taruh pada lubang
    gigi yang sakit.

3. Obat luka:
    Daun segar secukupnya dicuci bersih lalu ditumbuk sampai halus.
    Tempelkan pada luka lalu dibalut dengan kain bersih. Ganti 2-3 kali
    sehari.

CATATAN : Tanaman ini beracun. Untuk sekali minum, tidak boleh lebih dari 3 lembar daun.
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Getahnya beracun. Anti radang. KANDUNGAN KIMIA: Senyawa alkaloid yaitu lobelin, lobelamin, isotomin.

Pacar Air
  (Impatiens balsamina Linn.)

Sinonim :
Impatiens cornuta, Linn. Impatiens hortensis, Desf. Impatiens mutila, D.C. I.triflora Blanco Balsamina mutila, DC.

Familia :
Balsaminaceae

Uraian :
Berupa terna berbatang basah, bercabang, dengan daun tunggal, bentuk lanset memanjang pinggir bergerigi warna hijair muda tanpa daun penumpu. Bunga berwarna cerah, ada beberapa macam wama, seperti merah, oranye, ungu, putih, dll., ada yang "engkel" dan ada yang "dobel". Buahnya buah kendaga, bila masak akan membuka menjadi 5 bagian yang terpilin. Biasanya ditanam sebagai tanaman hias dengan tinggi 30 80 cm.

Nama Lokal :
Sumatera: Lahine, paruinai, Jawa: pacar cai, pacar banyu; Kimhong (Jakarta), Nusatenggara: pacar foya, pacar aik; Sulawesi: Tilang-gele duluku, kolendingi unggaagu; Bunga jabelu, giabebe, gofu, laka gofu, bunga taho, ; inai anyer. (Maluku); Feng xian hum (China).;
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Peluruh haid, Kanker pencernaan, Bengkak, Reumatik, Bisul; Gigitan ular, Ranadang kulit, Keputihan, Tulang patah/retak; Rasa nyeri, Anti-inflamasi, tertusuk benda asing di kerongkongan;
BAGIAN YANG DIPAKAI: Akar, daun, bunga dan biji.
KEGUNAAN: Biji: Peluruh haid (Emenagog), mempermudah persalinan (Parturifasien), kanker saluran pencernaan bagian atas. Pemakaian 3 - 10 gr, untuk kanker: 15 - 60 gr, direbus. Bunga: Peluruh haid, mengakiri kehamilan (abortivum) dipakai bunga warna putih, pembengkakan akibat terpukul (haematom), rheumatik sendi, bisul (furunculolsis), gigitan ular, radang kulit (dermatitis). Pemakaian: 3 - 6 gr, direbus. Daun: Keputihan (Leucorrhoea), tulang patah/retak (Fracture), mengurangi rasa nyeri (analgetik). Akar: Peluruh haid, anti-inflamasi (antiflogistik = anti radang), rheumatik, tertusuk tulang/benda asing di kerongkongan. PEMAKAIAN LUAR: Bunga: - Pembengkakan, bisul, rheumatik, radang kulit: Lumatkan bunga segar, ternpelkan di tempat yang sakit. Daun: - Frakture, anti-inflamasi: Lumatkhan daun segar, ditempelkan di tempat yang sakit, atau daun direbus, untuk mencuci luka dan daunnya ditempelkan ke tempat yang sakit. CARA PEMAKAIAN: 1. Keputihan (Leucorrhoea): 30 - 60 gr daun segar, rebus. 2. Peluruh haid: a. 4 - 5 bonggol akar, direbus, 3 - 4 kah minum b. (Haematoma dan pcluruh haid): Impatiens balsamina 6 gr Leonurus sibiricus 30 gr Curcuma zedoaria 6 gr Scirpus yagara 6 gr Semua bahan direbus. 3. Tertusuk tulang/benda asing di kerongkongan: Akar dikunyah, telan dengan air hangat. KONTRAINDIKASI: Wanita hamil EFEK SAMPING: Pada pemakaian lama, dapat timbul mulut terasa kering (Xerostomia), mual (Nausea), nafsu makan menurun (anorexia) yang menghilang setelah menurunkan dosis atau penghentian pengobatan selama 2 - 3 hari.
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN FARMAKOLOGIS: Terasa pahit, hangat, sedikti toxic (beracun). Berkhasiat melancarkan peredaran darah, melunakkan masa/benjolan yang keras. KANDUNGAN KIMIA: Bunga :Anthocyanins, cyanidin, delphinidin, pelargonidin, malvidin, kaempherol, quercetin. Akar :Cyanidin mono-glycoside.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar